Friday, April 15, 2016

PANITIA INDONESIA MDGs Awards Berkunjung di Dusun Jalakan, Triharjo,Pandak,Bantul

Hari senin siang , 03/03/2014  / 12.15 wib,Lurah Triharjo ( Suwardi,S.pd ) mendapat surat dari BAPPEDA Bantul.Dalam surat yang bersifat penting dan segera tersebut,,BAPPEDA Bantul bermaksud  melakukan koordinasi dan konsolidasi berkaitan dengan persiapan menanggapi Panitia Indonesia MDGs Awards yang akan berkunjung di Dusun Jalakan,Desa Triharjo,Bantul ,D.I Yogyakarta.
Apa yang menarik dari Dusun Jalakan,sehingga Panitia  Indonesia MDGs Awards mau berkunjung ke Jalakan…?.
Ternyata Panitia Indonesia MDGs Awards mencari kelompok-kelompok masyarakat yang peduli kepada warganya dengan berbagai bentuk Pemberdayaanya.Ide Kreatif,Inovasi dan Karakter budaya masyarakatnya yang unik dan bagus.
PAB Sumber Agung ( Kel.Penyedia Air Bersih Sumber Agung ) yang menjadi daya tarik bagi Panitia Indonesia MDGs Awards.
Awalnya,Dusun Jalakan adalah dusun yang terpencil.Keberadaan Dusun ini ada di pegunungan kapur yang tandus dengan batu kapur yang menjadi pemandangan sehari-hari.Dusun yang gersang,kesulitan air bersih yang berakibat rentan dengan penyakit yang di akibatkan kekurangan air bersih.
Dusun tersebut sepi remaja/pemuda-di disebabkan  kaum muda lebih suka urban ke kota.Alasanya…..air susah, ,pekerjaan susah ,dompet tipis,dsb. Kota lebih menjajikan….
Beberapa tokoh masyarakat yang peduli kampung berjuang keras mencari solusi,  agar warga kaum muda mau/bersedia pulang ke kampung halamanya.Harapan sebagian besar kaum muda adalah agar ketersediaan air terpenuhi walaupun di atas pegunungan yang tandus.
Kesulitan air bagi  warga dusun Jalakan segera di laporkan kepada Lurah Desa Triharjo ( Suwardi.S.Pd ).Langkah yang di lakukan lurah Desa Triharjo melakukan pelaporan kepada Camat dan SKPD Bantul dalam hal ini PMD Bantul,BAPPEDA, dan Dinas PU
Dinas PU segera membantu warga dalam bentuk Program untuk mengakses Air Bersih.
Dikumpulkan warga,dibuatlah sumur gali di atas tanah kas desa, di salurkan menuju Reservoar/bak penampung yang berjarak 700 meter dari sumber air. Dari reservoar di salurkan ke HU ( penampungan air yang lebih kecil ) langkah demi langkah terlaksana.
Kesepakatan warga dan pengurus:penyaluran ke rumah warga di tanggung sendiri oleh warga.maka tiap warga yang ingin mengakses air beli pralon sendiri,water meter sendiri dan pengerjaanya di lakukan gotong royong.
Tahap awal terpenuhi 85 KK yang bisa mengakses air bersih.Setiap KK membayar iuran senilai upah tukang yang bekerja 1 hari kerja sebesar Rp.40.000 s/d Rp.45.000
Jadi satu hari   bekerja sebagai tukang bangunan mampu untuk membayar iuran air bersih yang dimanfaatkan keluarga untuk jangka waktu 1 bulan. Jelas …..tidak ada yang rugi.
Ketersediaan air bersih ini di sebar luaskan pada warga masyarakat jalakan yang ada di perantauan/urban.Semua gembira….
Sedikit demi sedikit banyak pemuda/kaum muda yang merasa dirinya sama dan sederajat dengan kaum muda di ngarai/dataran rendah ( yang air cukup/melimpah ).Tidak malu-malu lagi menyebut daerah asalnya yang ada di puncak gunung.
Api semangat inilah yang kemudian di pompa oleh tokoh masyarakat yang di koordinir Dukuh dan Lurah Desa Triharjo (Suwardi ) untuk mewujudkan program-program lainya.
Sekarang sudah ada 150  KK yang mengakses Air Bersih dari satu sumur/sumber.
STOP dulu ya……kata Ketua Kelompok Air Bersih ( Bapak Senam ) Debit air terbatas,jangan sampai nanti pada musim kemarau jadi masalah baru lagi.
Dari 150 KK yang mengakses air bersih mebawa dampak pada kesehatan masyarakat.Yaitu ada 133 KK yang mmpunyai  jamban/WC.
Dahulu sebelum ada air bersih warga biasa melakukan buang hajat di KAKUS / WC Cemplung ( Duduk di atas lubang yang kotoranya turun langsung di bawahnya… wah baunya ….Itu dulu )
Sekarang serba berubah,tinggal kita tingkatkan dan kuatkan dengan berbagai bentuk usaha agar pemberdayaan masyarakat dapat lebih meningkatkan harkat dan martabat setiap insan manusia ,terutama warga Jalakan.

No comments:

Post a Comment

Disqus Shortname

Comments system